RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Matius 5-6
Nas: [Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."] Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:34)
Jangan Menyerah Berbuat Baik
Luka batin adalah salah satu pengalaman yang berpengaruh di dalam membentuk kepribadian seorang. Luka batin yang dikelola dengan baik, akan membuat ia menjadi pribadi yang kuat dan dewasa. Sebaliknya, beragam luka yang menumpuk dan tidak terobati dapat membuat ia tumbuh menjadi seorang pendendam.
"Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, " demikianlah Yesus berdoa ketika Ia disalibkan bersama dengan dua orang penjahat, serta dihina dan disiksa oleh para pemimpin dan prajurit. Kehadiran Yesus ke dalam dunia memang untuk menebus dosa manusia dan mewujudkan damai sejahtera, tetapi semestinya juga tidak pantas diperlakukan demikian. Bagi manusia, luka batin yang dialami Yesus mestinya menghadirkan rasa kecewa dan dendam. Pertanyaannya kemudian, "Bagaimana penderitaan dapat menghasilkan kedamaian?" Dengan memohonkan pengampunan bagi mereka, Yesus dengan tulus merelakan diri-Nya dilukai supaya manusia beroleh keselamatan dan damai sejahtera. Sekalipun sulit untuk mewujudkan kedamaian di dalam penderitaan, namun Yesus menunjukkan bahwa ketulusan hati bukan hanya dapat mengalahkan luka batin, namun juga menerimanya.
Kita pasti pernah terluka, bahkan di dalam perbuatan baik pun juga mendapatkan luka. Namun, marilah kita meneladani Yesus yang tetap berbuat baik, dan mendasarkannya dengan ketulusan. Dengan demikian kedamaian dapat dirasakan bukan hanya oleh kita, tetapi juga oleh orang-orang di sekeliling kita. --ZDP/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: MATIUS 5:13-16
Bacaan Setahun: Matius 7-9
Nas: "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." (Matius 5:16)
Urip Iku Urup
Dalam film Ngeri-Ngeri Sedap yang naik tayang tahun 2022 yang lalu, salah satu tokoh utama yang bernama Sahat dikisahkan tinggal di Yogyakarta bersama seseorang yang bijak bernama Pak Pomo. Suatu kali, Pak Pomo memberikan sebuah nasihat dalam bahasa Jawa untuk Sahat, "Urip iku urup." Secara harfiah, pepatah ini artinya "hidup itu menyala". Atau, seperti yang dijelaskan Pak Pomo, hidup kita harus bisa memberikan cahaya untuk orang lain.
Prinsip ini tepat seperti yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam bacaan Alkitab hari ini. Yesus mengajar bahwa sebagai pengikut-Nya, salah satu identitas kita adalah terang dunia. Terang ini seharusnya tidak disembunyikan, melainkan dipakai untuk menerangi sekitar kita. Lebih lanjut, Yesus mengajarkan bahwa ini dilakukan dengan melakukan perbuatan yang baik dan tujuan akhirnya adalah untuk memuliakan Allah Bapa di surga.
Pengajaran Yesus ini berarti tidak cukup untuk kita menjalani hidup yang tidak merugikan orang. Tidak cukup juga memiliki hati yang baik tapi tidak ada dampaknya bagi orang lain. Melainkan, kita perlu sengaja melakukan hal-hal yang berkatnya dirasakan oleh orang lain atau minimal bisa mereka lihat. Lebih lagi, mereka perlu dipimpin untuk berespons dengan memuliakan Allah Bapa, bukan memuji kita. Bagian yang terakhir ini tidak mudah. Orang-orang perlu tahu bahwa kita adalah orang Kristen dan iman ini yang menggerakkan kita untuk berbuat baik. Sehingga mereka melihat kebaikan Allah dan memuliakan-Nya. --ALS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: YOSUA 18:1-10
Bacaan Setahun: Matius 10-11
Nas: Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?" (Yosua 18:3)
Zona Nyaman
Alih-alih bersemangat mendapat tawaran promosi di tempat kerja, seorang karyawan justru bersedih. Alasannya, ia sudah sangat nyaman dengan posisi yang sekarang. Ia takut menghadapai tantangan baru yang harus dihadapi jika naik jabatan.
Israel sudah mulai menaklukkan tanah perjanjian serta membaginya. Mereka sudah memindahkan pusat ibadah dari Gilgal ke Silo. Namun, masih ada tujuh suku yang belum mendapatkan tanah warisan. Malang, alih-alih kembali bersemangat memperjuangkan tanah perjanjian, orang Israel justru berlambat-lambat. Karena itu, Yosua memperingatkan mereka untuk segera berjuang. Yosua mengatur strategi pengintaian dengan melibatkan semua suku supaya mengirimkan wakil mereka. Yosua membagi tugas secara terperinci untuk mereka lakukan.
Tanah perjanjian dijanjikan Tuhan bagi Israel. Namun, bukankah Israel tetap harus berjuang? Begitu pun kita. Janji bahwa Tuhan akan senantiasa memberkati hidup orang percaya tentu ya dan amin. Namun, Tuhan juga menghendaki kita berjuang untuk mewujudkannya. Bahkan perjuangan kita tidak boleh berhenti ketika kita merasa telah mencapai keberhasilan. Jangan jadikan keberhasilan sebagai zona nyaman! Janganlah terlena oleh rasa nyaman! Apalagi berhenti meningkatkan kualitas diri hanya karena takut tantangan. Perjuangan membangun iman dan kehidupan harus terus berlanjut. Pencapaian kita bukan akhir segalanya sebelum kita mencapai kesempurnaan sebagaimana kehendak Bapa dan teladan Yesus. Teruslah berjuang sampai tiba hari kedatangan-Nya! --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 1 PETRUS 2:18-25
Bacaan Setahun: Matius 12
Nas: ... karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (1 Petrus 2:21)
Jejak Langkah
Semboyan ing ngarsa sung tuladha mengedepankan peran guru sebagai figur keteladanan bagi murid-muridnya. Sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam mendidik para tunas harapan bangsa, peran tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Seorang guru yang baik pasti akan menjaga keselarasan antara tutur kata dan perilakunya agar dapat meninggalkan jejak yang layak diikuti oleh anak didik yang melangkah di belakangnya.
Yesus adalah Guru yang baik. Mahaguru kehidupan yang meninggalkan jejak keteladanan selama berada di dalam dunia. Dia tidak sekadar mengajar orang untuk taat kepada Allah, tetapi juga mengamalkan ajaran-Nya yang ditunjukkan lewat ketaatan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:8) tanpa berbuat dosa (ay. 22). Teladan kasih yang ditinggalkan Kristus (ay. 21) bagi dunia.
Salib adalah teladan kehidupan yang mempertegas integritas Sang Guru, yang setia dalam perkataan dan perbuatan-Nya (Mzm. 145:13). Keselarasan yang menunjukkan kasih dalam wujud yang paling sempurna. Kesempurnaan yang bertolak dari keputusan Yesus untuk memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib (ay. 24). Langkah ketaatan yang meninggalkan jejak kasih bagi kita yang menjadi para pengikut-Nya.
Sebagai pribadi yang juga merasakan perjalanan kita, Yesus menampilkan keunggulan diri-Nya sebagai Guru Agung. Teladan hidup yang akan menuntun jejak langkah orang-orang yang mengikut di belakang-Nya. Jejak yang berpotensi membawa kita serupa dengan Kristus. --EML/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KOLOSE 3:18-25
Bacaan Setahun: Matius 13-14
Nas: Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:4)
Waktu untuk Keluarga
Saya biasa menginap tiga malam kalau bekerja ke luar kota. Karena itu, waktu bersama anak dan istri menjadi terbatas. Saya sadar waktu bersama anak dan istri sangat berharga. Karena itu, saat di rumah, saya selalu menyediakan waktu khusus buat mereka. Saya membawa anak berjalan-jalan keliling kompleks perumahan, membacakan dongeng sebelum dia tidur, memandikannya, atau menemaninya bermain. Untuk istri, setiap malam minggu kami khususkan waktu hanya berdua saja dan di hari-hari lain kami sering melakukan pekerjaan rumah tangga bersama.
Keluarga kita adalah harta paling berharga. Tuhan sengaja membuat aturan tentang hubungan antara anggota keluarga, agar apa pun posisi kita dalam keluarga mendapat berkat dan sukacita. Saya sebagai suami dan ayah, harus mengasihi istri dan jangan berlaku kasar kepadanya (ay. 19). Kepada anak, saya harus mendidik anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan, juga jangan membangkitkan amarah di dalam hati anak. Tidak ada waktu buat anak, lebih asyik dengan gawai daripada mendengarkan anak berbicara, atau selalu menghukum ketika anak membuat kesalahan, adalah beberapa tindakan yang bisa membangkitkan amarah di hati anak.
Waktu hidup kita adalah hal terbaik yang bisa kita berikan untuk keluarga. Uang hilang bisa dicari, barang rusak bisa dibeli lagi, nilai anak jelek masih bisa diperbaiki, namun waktu untuk keluarga tak pernah bisa kembali. Jadi, selagi kita masih diberikan waktu untuk hidup, selalu berikan waktu terbaik, bukan waktu sisa, untuk keluarga yang kita kasihi. --RTG/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: FILIPI 4:10-20
Bacaan Setahun: Matius 15-17
Nas: Kini aku telah menerima semua yang perlu dari kamu, malahan lebih daripada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu kurban yang disukai dan berkenan kepada Allah. (Filipi 4:18)
Kurban yang Disukai Allah
Membahas pasal terakhir dari surat Paulus kepada jemaat di Filipi, satu ayat yang menjadi kesukaan banyak orang percaya adalah: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (ay. 19). Namun, mengimani kebenaran dari firman Tuhan tersebut sejatinya tidak bisa dipisahkan dari beberapa ayat sebelumnya, yang justru menjadi dasar dari keyakinan akan pemenuhan kebutuhan hidup yang berasal dari Allah itu.
Janji pemenuhan kebutuhan secara adikodrati itu tak bisa dipisahkan dari pengorbanan jemaat Filipi dalam memperhatikan kehidupan Rasul Paulus yang berada dalam penjara. Paulus menyebut bahwa mereka mengambil bagian dalam kesusahannya (ay. 14), dengan memberikan persembahan melalui Epafroditus, yang dianggap sebagai kurban persembahan yang berkenan kepada Allah (ay. 18). Nah, dari kerelaan dan pengorbanan yang mereka lakukan demi menunjang upaya pekabaran Injil yang Paulus lakukan, ada keyakinan bahwa Allah akan memenuhi keperluan mereka sebagai upah atas perbuatan baik yang mereka lakukan.
Dalam hidup ini, janji berkat yang Allah sediakan terkadang berkaitan dengan apa yang terlebih dahulu dilakukan oleh orang-orang percaya untuk mendukung terselenggaranya pekerjaan Allah di dunia ini. Bagi kita yang telah ambil bagian dalam pekerjaan Allah, seperti teladan dari jemaat di Filipi, maka kita dapat mengimani bahwa pemenuhan kebutuhan kita akan dibereskan oleh Allah, menurut cara, kehendak, dan takaran kekayaan dan kemuliaan Allah. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )
JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar