RENUNGAN EDISI 6 JULI 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 05 Juli 2025

RENUNGAN EDISI 6 JULI 2025

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 2:28-35

Bacaan Setahun: Mazmur 86-89

Nas: Kabar itu sampai kepada Yoab ... Yoab pun lari ke Kemah Tuhan dan memegang tanduk-tanduk mezbah. (1 Raja-raja 2:28)


Tanduk Keselamatan

Kata tanduk identik dengan bagian tubuh hewan. Namun, umat Allah dalam Perjanjian Lama mengerti bahwa ada benda lain yang dirujuk oleh istilah itu, yakni bagian runcing yang terdapat pada keempat sudut mezbah pembakaran kurban yang berada di Kemah Suci. Mereka menamainya "tanduk-tanduk mezbah". Ketika mempersembahkan kurban, maka tanduk-tanduk ini juga harus dibubuhi darah sebagai tanda pendamaian (Im. 4:7; Kel. 30:10). Tanduk mezbah identik dengan pengadaan penebusan melalui pencurahan darah. Ia melambangkan pengampunan Allah. Inilah sebabnya beberapa tokoh dalam Alkitab berlari ke Kemah Suci dan memegang tanduk mezbah ketika mereka bersalah dan nyawanya terancam, misalnya Yoab.

Sebelumnya, Yoab telah berkhianat kepada Daud dengan membunuh dua pemimpin yang dipercaya sang raja (1Raj. 2:5, 2Sam. 3:27). Yoab juga bersekongkol melakukan kudeta di akhir pemerintahan Daud (1Raj. 1:5-7). Lalu ketika Salomo menjadi raja menggantikan Daud, Yoab menyadari nyawanya terancam. Ia pun lari ke rumah Tuhan dan memegang tanduk mezbah. Sayangnya, ia melakukannya bukan dengan penuh penyesalan, mengaku salah, ataupun merendahkan diri. Ia bahkan berkeras hati lalu akhirnya mati sesuai ucapannya sendiri (ay. 30-31).

Allah adalah tanduk keselamatan kita (Mzm. 18:3; 1Sam. 2:1). Di dalam Kristus, Dia telah menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita (Luk. 1:69). Di dalam Dialah kita beroleh pengampunan dosa, penebusan, serta keselamatan. Ketika kita datang dengan kerendahhatian serta mengaku dosa kepada-Nya, Dia menyucikan kita. Dia memberi jaminan bagi kita, asalkan kita datang dengan iman dan kesungguhan hati. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KETIKA KITA BERTOBAT DAN MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN,
DIA MENINGGIKAN KITA MELALUI KRISTUS, SANG TANDUK KESELAMATAN.

* * *






RENUNGAN SELASA
Bacaan: MAZMUR 100

Bacaan Setahun: Mazmur 90-95

Nas: Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kebenaran-Nya tetap turun-temurun. (Mazmur 100:5)


Kesetiaan-Nya Tak Pernah Berubah

Di depan stasiun kereta api Shibuya, Jepang, ada sebuah patung yang menarik banyak perhatian. Di sana didirikan sebuah patung untuk menghargai kesetiaan seekor anjing bernama Hachik?. Profesor Hidesaburo Ueno dari Universitas Tokyo mengadopsi Hachik? di Prefektur Akita pada awal 1920-an. Hachik? selalu menemani pemiliknya ke Stasiun Shibuya setiap hari ketika sang profesor pergi bekerja di Universitas Imperial Tokyo dan kembali ke stasiun setiap sore untuk menyambut kepulangan Ueno. Sayangnya, Ueno meninggal pada tahun 1925 saat berada di universitas dan tidak pernah kembali untuk menyampaikan selamat tinggal terakhir kepada sahabatnya itu. Hachik? yang setia terus mengunjungi stasiun setiap hari sampai akhir hayatnya.

Mazmur 100 merupakan Mazmur yang bertemakan kesetiaan Allah yang tidak pernah berkesudahan, dari generasi ke generasi. Mazmur 100 ini menggemakan panggilan untuk memuji Tuhan. Panggilan serupa kita jumpai juga dalam Mazmur 95 dan Mazmur 117. Alasan mengapa umat memuji Allah, kita jumpai dalam ayat 5, "Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kebenaran-Nya tetap turun-temurun." Bukan hanya Mazmur, Yohanes di dalam Wahyu 1:5 juga menyatakan kesetiaan Tuhan Yesus Kristus dalam mengasihi kita.

Kesetiaan Allah dan Kristus melebihi kesetiaan manusia apalagi kesetiaan Hachik?. Allah tetap memelihara dan menyatakan kasih setia-Nya kepada umat-Nya di sepanjang waktu dan di segala situasi. Karena itu, seperti seruan pemazmur, biarlah kita terus bersyukur di dalam hidup kita karena kebaikan dan kesetiaan Tuhan atas kita. Janganlah kita mendua hati kepada Allah dan berubah setia. --DSK/www.renunganharian.net

* * *
TERUSLAH BERSYUKUR KEPADA ALLAH
KARENA IA SETIA DARI GENERASI KE GENERASI.

* * *




RENUNGAN RABU
Bacaan: MATIUS 18:15-20

Bacaan Setahun: Mazmur 96-102

Nas: "Sebab, di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)


Membangun Mazbah Keluarga

Dero, seorang bapak dengan dua anak, bercerita tentang upayanya membangun mazbah keluarga. Semula hal ini disangkanya dapat berlangsung mudah karena usia kedua anaknya yang mulai dewasa, tetapi fakta berkata lain. Kesibukan dan kondisi terpisah kota menjadi penghalang atas upaya membangun mazbah keluarga itu. Akhirnya, mereka menyepakati waktu "bertemu di udara" yang diadakan setelah pukul 9 malam. "Cukup 10 menit, tapi dampaknya sangat terasa dalam relasi kami satu dengan yang lain, juga dalam pertumbuhan rohani kami, " ucap Dero dalam suatu kesempatan bersaksi.

Mazbah keluarga. Istilah ini tidaklah mengacu pada bangunan mazbah secara fisik, tetapi gambaran persekutuan dengan Allah dalam sebuah keluarga. Dalam ibadah itu ada pujian pengagungan kepada Allah, pembacaan dan pengajaran firman Allah, juga doa-doa yang didaraskan kepada Allah. Nas renungan hari ini dapat mengobarkan semangat kita dalam membangun mazbah keluarga karena ada janji bahwa Allah hadir di tengah persekutuan umat-Nya. Pengajaran firman-Nya juga dapat menjadikan hidup kita semakin bertumbuh kuat secara rohani dan jiwa, juga bertumbuh semakin dewasa dalam karakter.

Jadi, sudahkah kita mengupayakan terbangun dan terjaganya persekutuan dalam keluarga kita? Atau, jangan-jangan mazbah itu sudah menjadi reruntuhan, yang jika terus kita biarkan seperti itu akan melemahkan hidup kita dalam berbagai bidang kehidupan? Mari lakukan aksi nyata, demi tegaknya "mazbah Allah" yang dapat berdampak besar bagi kehidupan kita. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
KETIKA RELASI DENGAN ALLAH TERJAGA DALAM KELUARGA
MAKA CAMPUR TANGAN-NYA AKAN SEMAKIN NYATA DIRASAKAN.

* * *




RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 1 PETRUS 1:13-25

Bacaan Setahun: Mazmur 103-105

Nas: Jika kamu menyebut Dia Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. (1 Petrus 1:17)


Hidup Dalam Ketakutan

Rasa takut adalah perasaan negatif yang kuat yang banyak dihindari orang. "Lebih baik menyangkal adanya rasa takut, " demikian pikir mereka. Pengakuan akan rasa takut justru membuat seseorang berpotensi direndahkan atau ditertawakan. Kita tentunya tidak suka diberi label pengecut. Dalam situasi tertentu rasa takut itu wajar, terutama ketika sekelompok orang menghadapi ancaman. Namun, Rasul Petrus justru menasihatkan agar kita hidup dalam ketakutan. Bukan hanya untuk sesaat, melainkan sepanjang hidup kita. Bagaimanakah maksudnya?

Maksud Rasul Petrus dalam hal ini adalah kita harus takut kepada Allah. Dia adalah Bapa yang Maha Baik. Namun, di sisi lain, Dia kudus dan adil. Sisi kekudusan ini dapat mengerikan. Ketika Allah murka saat kemuliaan-Nya diinjak-injak, akan terjadi efek yang dahsyat. Tak seorang pun sanggup bertahan. Dia adil ketika menghakimi setiap orang, termasuk anak-anak-Nya. Kita sama sekali tidak boleh mengabaikan firman dan pengurbanan-Nya yang sangat mahal. Wujud takut kepada Allah tecermin dari ibadah kita yang sungguh kepada Allah satu-satunya, juga dalam menjaga kekudusan hidup. Lalu kita juga harus memegang teguh dan melakukan ketetapan-ketetapan-Nya.

Rasul Petrus juga meminta agar kita tidak hidup mengikuti hawa nafsu kita (ay. 14). Kita juga diperintahkan untuk saling mengasihi dengan sungguh-sungguh (ay. 22). Perintah ini jelas, dan tersebar di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sekarang kembali kepada kita, apakah kita mau hidup sesuai dengan firman-Nya. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
SETIAP ORANG PERCAYA HARUS HIDUP DALAM RASA TAKUT AKAN ALLAH SEPANJANG HIDUPNYA.
JUGA WAJIB HIDUP KUDUS DAN TAAT KEPADA FIRMAN-NYA.

* * *




RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 KORINTUS 13:8-13

Bacaan Setahun: Mazmur 106-107

Nas: Ketika aku kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. (1 Korintus 13:11)


Meninggalkan Sifat Kanak-Kanak

Sulit mengendalikan diri, tak bisa melihat cermat dan menimbang matang, tidak mampu menetapkan prioritas, mudah terseret godaan, sulit mengalah, lebih tertarik pada kemasan dan melupakan isi, mudah patah atau mogok, dsb., adalah hal-hal yang lumrah ada pada anak-anak.

Namun, tunggu! Hanya anak-anakkah yang berperangai begitu? Hanya anak-anakkah yang sulit mengendalikan diri? Hanya anak-anakkah yang tak mampu melihat cermat dan menimbang matang, dan tak mampu menetapkan prioritas? Hanya anak-anakkah yang sulit mengalah, mudah patah, dan mogok? Hanya anak-anakkah yang lebih tertarik pada kemasan dan melupakan isi? Hanya anak-anakkah yang mudah hanyut terseret godaan?

Jawabnya adalah tidak dan tidak. Pada kenyataannya, tak sedikitlah orang dewasa yang hidup dengan sikap dan perilaku yang lazimnya ada pada anak-anak.

"Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang, sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu, " kata Rasul Paulus. Dia memakai analogi itu untuk menjelaskan perbedaan antara yang terbatas dan yang sempurna. Namun, analogi itu ternyata juga memuat gambaran terang benderang tentang perbedaan besar antara dewasa dan kanak-kanak. Rasul Paulus menyatakan bahwa menjadi dewasa adalah "meninggalkan sifat kanak-kanak".

Apa arti analogi itu bagi kita? Itu adalah ajakan, bahkan sebuah desakan agar kita "meninggalkan sifat kanak-kanak", dan menjadi pribadi yang dewasa. --EE/www.renunganharian.net

* * *
MENJADI DEWASA ADALAH MENINGGALKAN SIFAT KANAK-KANAK.-RASUL PAULUS, 1 KORINTUS 13:11

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: MATIUS 8:18-22

Bacaan Setahun: Mazmur 108-114

Nas: Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya, "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (Matius 8:19)


Motivasi Mengikut Yesus

Jika diperhatikan, pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus terkadang sukar dipahami. Adakalanya ajaran Yesus terdengar menguatkan, menyadarkan, tetapi terkadang bisa terdengar sangat keras, bahkan sukar dipahami. Pengajaran Yesus tak jarang juga, langsung menghunjam ke kedalaman hati untuk menguji motivasi seseorang dalam mengikut Dia. Hal inilah yang dialami oleh dua orang yang mengutarakan niat hatinya untuk mengikut Yesus.

Ujian motivasi yang pertama dialami seorang ahli Taurat yang mendatangi Yesus, lalu berkata akan mengikuti Yesus ke mana pun. Jawaban yang muncul mengejutkan karena Yesus hendak menguji apakah orang itu siap dengan segala ketidaknyamanan, yang digambarkan dengan Anak Manusia yang tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya (ay. 20). Ujian motivasi lainnya juga muncul ketika seorang hendak mengikut Yesus, lalu meminta izin untuk menguburkan ayahnya, tetapi Yesus menjawab, "Ikutlah Aku dan biarlah orang mati menguburkan orang mati mereka" (ay. 22). Terdengar sangat keras dan sukar dipahami, tetapi Yesus tidak menghendaki adanya penundaan dalam mengikut Dia.

Sejatinya kekristenan bukan hanya berbicara tentang kenyamanan hidup, melainkan juga berbicara mengenai ketaatan terhadap firman dan kehendak Allah, tanpa adanya penundaan. Tak jarang lewat berbagai peristiwa kehidupan, Allah ingin menyibak motivasi hati umat-Nya dalam mengikut Dia. Tujuannya tak lain agar muncul motivasi yang otentik, kuat, dan tahan uji, yang sangat diperlukan dalam mengiring Kristus sampai akhir hayat. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
MENGIKUT KRISTUS DENGAN MOTIVASI YANG BENAR
AKAN MENGHASILKAN KETEGUHAN IMAN SAMPAI AKHIR HAYAT.

* * *




MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman